“Dalam politik, tidak ada kawan abadi, tapi kepentingan yang abadi”.
Entah siapapun yang memulai mengatakannya, adagium ini semakin sering menjadi pembenar inkonsistensi sikap politik, lebih lebih bila berlawanan dengan rasa politik umum.
Terkesan politik memang boleh menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan.
Terkesan bahwa politik memang kotor.
Kini…..
Bisakah adagium itu kita rubah menjadi :
“Dalam politik tidak ada lawan abadi, tapi kepentingan bersama yang abadi”
Politik menjadi ramah, indah dan tulus.
Bukankah Allah menciptakan kita dan seluruh kehidupan kita untuk beribadah kepadaNya ?
DR. KH. Zulkifli Muhadli. SH,MM
29. April 2017